Kamis, 31 Desember 2009

Menghargai Waktu

Bismillahirahmanirrahim; 


Seiring dengan akan beralihnya tahun dari 2009 ke 2010 saat ini, dimana banyak orang yang merayakannya baik itu dengan menanti peralihan jam di berbagai sudut kota, maupun dengan kegiatan-kegiatan yang lain.  Namun apakah mereka semua telah menghargai waktu baik yang telah kita gunakan maupun yang akan kita gunakan nantinya, karena bagi kita sebagai umat muslim waktu memiliki peranan yang penting dalam membentuk kepribadian seseorang seperti pepatah "orang yang menghargai waktu adalah orang yang menghargai dirinya sendiri".


Dalam ajaran Islam waktu merupakan hal yang sangat penting. Waktu harus diperhatikan, mengingat perannya yang sangat besar dalam kehidupan beragama.  Pengertian waktu (al-waqt) terdapat dalam Al-Quran dengan berbagai ungkapan yang berbeda seperti al-ajal, ad-dahr dan al-'asr.  Begitu pentingnya waktu sehingga Allah SWT dalam beberapa firman-nya kerap kali bersumpah dengan menggunakan berbagai kata yang menunjukkan waktu, seperti wa al-lail (demi malam Q.92:1) wa an-nahar (demi siang : Q.92.2) dan wa al-fajr (demi fajar Q.89.1).  Semua ini menunjukkan pentingnya mengingat dan memanfaatkan waktu, supaya waktu tidak berlalu begitu saja atau terbuang percuma, karena waktu sesungguhnya diciptakan Allah SWT sebagai peluang bagi manusia untuk mengambil pelajaran (Q.25:62), dan sekaligus mempersiapkan hari esok yang lebih baik (Q.59:18).

Relativitas Waktu
Dalam Al-Quran dijelaskan tentang peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menggambarkan bahwa waktu bersifat relatif. Dalam ukuran rasionalitaasm sangatlah mustahil perjalan Nabi SAW dari masjidil haram ke masjidil aksa (Q.17:1), dan dilanjutkan ke sidratulmuntaha (Q.53:13-18), hanya dalam waktu semalaman. Namun atas kehendak allah SWT, nabi muhammad SAW mampu melakukan perjalanan itu.  Kisah Al-Quran lainnya yang merupakan contoh dari relativitas waktu adalah kisah Ashabul Kahfi. 

Netral
Waktu bersifat Netral, dalam arti tidak mempengaruhi hasil akhir pekerjaan manusia, Yang mempengaruhinya adalah kebaikan dan keburukan usahanya sendiri. Karena itu, manusia tidak boleh menyalahkan waktu baik atau waktu sial. Baik buruknya waktu tergantung pada cara pemanfaatannya. Jika seseorang memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk berbuat kebaikan, ia akan memperoleh keberuntungan. Sebaliknya jika tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, ia akan menjadi orang yang merugi (Q.103:1-3).

Pemanfaatan Waktu
Waktu harus dimanfaatkan dengan kegiatan yang berguna. Islam mengajarkan manusia untuk menghargai waktu karena waktu merupakan sesuatu yang tidak dapat diperbaiki. Seperti yang dikatakan oleh Ali Bin Abi Thalib, "Rezeki yang tidak dapat diperoleh hari ini masih dapat diharapkan perolehannya lebih banyak di hari esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin kembali esok."  Dalam hadisnya Rasullah SAW juga pernah bersabda :"Dua nikmat yang sering disia-siakan oleh banyak orang adalah kesehatan dan kesempatan (H.R. Bukhari dari Ibnu Abas).

Oleh karena itu, seraya menunggu pergantian tahun dari 2009 ke 2010 saat ini, lebih baik kiranya kita mengintropeksi diri apakah kita tahun ini telah menghargai waktu dengan sebaik-baiknya. Dan mudah-mudahan di tahun 2010 kita akan lebih menghargai waktu dengan sebaik-baiknya. Selamat tahun baru 2010 mudah-mudahan kita dapat merubah kehidupan kita dari yang baik menjadi lebih baik dengan menghargai waktu dengan sebaik-baiknya.  

Kartini Hadi Santoso;

0 komentar:

Posting Komentar